Pada pagi hari di akhir Mei kemarin, saya bergegas berangkat ke kantor. Waktu sudah mepet. Saya mulai tancap gas ke tempat kerja saya di Bojonegoro. Perjalanan biasanya saya tempuh selama satu jam.
Sampai di kantor saya langsung buka Smartphone untuk mengisi presensi. Zaman sekarang presensi sudah berbasis lokasi alias GPS. Saya tidak lagi perlu mengantre di depan mesin finger print.
Sampai di meja kerja, saya membuka pesan Whatsapp. Ternyata ada banyak yang pemberitahuan pesan WA di smartphone saya pagi itu. Paling banyak tentu saja Grup. Pertama Grup kantor. Kedua grup wali murid.
Di antara pemberitahuan-pemberitahuan itu, ternyata ada pesan dari Mbak Hida. Salah seorang pegiat literasi di Kabupaten Tuban. Saya langsung heran.
Ia bertanya, apakah saya hari libur di Tuban. Saya jawab iya saja. Eh beliaunya menjawab lagi “Alhamdulillah“. Lhah, ada apa ini? Kok tiba-tiba seorang beliau bisa bersyukur saya ada di Tuban hari minggu nanti.
Setelah itu saya tidak menjawab lagi. Esoknya, saya diberi kabar, jika nanti hari minggu saya diajak untuk hadir di acara Smartfren Community di Serasa Picnic Cafe Tuban. Saya diundang untuk jadi Narasumber. Dan Mbak Hida minta kesediaan saya.
Tanpa ragu, saya katakan “Siap”.
Setelah itu saya lanjut kerja dan mempersiapkan materi sesuai dengan yang diarahkan oleh Mbak Hida. Saya mulai riset. Bukan riset, tapi googling.
Pada hari Minggu sore (28/5/2023), saya berangkat dari rumah pukul 15.15 WIB. Cuma butuh lima menit dari rumah untuk sampai di tempat acara.
Setelah saya memarkirkan motor, ternyata sudah banyak teman-teman UMKM yang hadir. Mereka tampak bersemangat. Saya : makin degdegan.
Saya dipersilakan masuk sama Kak Apsiyah. Belakangan saya baru tahu, ternyata Kak Apsiyah ini juga beliau bukan sembarang beliau. Nanti saya ceritakan.
Saya duduk sambil menunggu acara dimulai. Lalu datanglah Mas Fasta. Beliau juga sama dengan Kak Apsiyah tadi. Bukan sembarang beliau juga. Lalu berturut-turut Mbak Hida dan Mas Didik Jatmiko datang.
Mas Didik Jatmiko sudah saya kenal lama namanya. Kalau orangnya saya bertemu hari ini. Saya mengenal beliau sebagai blogger terkemuka asal Bojonegoro.
Setelah bertemu ternyata tugas Mas Didik lebih daripada itu. Seorang Pramuka di DKC Bojonegoro, pengurus Taman Baca Masyarakat dan sekarang jadi Leader Nasional Smartfren Community. Keren!
Setelah peserta lengkap sesuai dengan undangan, maka acara pun dimulai. Mbak Hida menjadi pembawa acaranya. Pembukaan diawali dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya.
Selanjutnya adalah sambutan dari Leader Nasional Smartfren Community, Mas Didik Jatmiko. Sambutannya sangat luar biasa. Detail, semangat, energik dan berwawasan luas menjadi satu. Lebih menariknya ia sangat pandai memilih diksi-diksi yang mampu menarik perhatian peserta.
Saya : Minder!
Masih belum menyangka saya ditakdirkan bertemu orang-orang hebat ini. Semakin lama saya mendengar speech dari Mas Didik semakin saya gemeteran. Serasa sumur dalam yang merindukan langit.
Ia menyampaikan sekilas mengenai Smartfren Community yang saat ini dipimpinnya. Dari mulai jumlah anggotanya, jumlah kehadiran di banyak kota di Indonesia hingga program-program unggulannya.
Saya memerhatikan para hadirin yang juga sama seperti saya. Fokus menyimak apa yang dipaparkan oleh Mas Didik.
Yang saya ingat adalah komunitas ini berusaha untuk memberdayakan anggotanya. Dengan berbagai layanan yang dimiliki oleh Smartfren. Ada pemberdayaan UMKM, Pelajar hingga Ibu Rumah Tangga.
Selesai speech dari Mas Didik, lanjut speech berikutnya dari Bapak Kadi, Community Development. Pak Kadi biasa disebut sebagai ComDev Smartfren. Sama seperti Mas Didik tadi beliau juga menyampaikan sekilas tentang Smartfren Community dan dukungannya terhadap masyarakat Indonesia khususnya di bidang digitalisasi ekonomi.
Di akhir sambutannya, Pak Kadi memanggil Mbak Hida dan Kak Apsiyah. Beliau berdua dikukuhkan sebagai leader Smartfren Community Tuban. Beliau berdua ini memang bukan sembarang beliau. Selamat bertugas Mbak Hida dan Kak Apsiyah.
Kemudian tibalah giliran saya. Saya yang sudah dari awal merasa minder karena duduk di samping orang hebat-hebat tadi berusaha untuk mengimbanginya. Walaupun ya jauh.
Saya memaparkan secara cepat tentang branding UMKM di media digital. Saya menyampaikan tentang pentingnya branding digital ini. Soalnya ada 215 Juta pengguna internet di Indonesia. Ini jadi tantangan sekaligus kesempatan bagi UMKM untuk menggarap branding digitalnya.
Kemudian saya juga mengatakan tentang pentingnya melakukan riset keyword, penempatan keyword dan hal-hal teknis lainnya tentang SEO.
Saya menyelipkan pesan pula, pentingnya menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam melakukan branding di media sosial. Dengan menggunakan EYD maka semua kalangan akan mengerti. Lebih daripada itu adalah saat diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh mesin-mesin penerjemah itu akan sangat mudah dipahami.
Kemudian serunya para peserta ini banyak membagikan insight mereka tentang digital branding. Terjadilah diskusi yang hangat di sore itu. Ditemani suasana Serasa Picnic Cafe yang memang ciamik untuk tempat berdiskusi seperti itu.
Meskipun masih ingin terus berdiskusi dan mencurahkan insight masing-masing apalah daya, adzan magrib berkumandang. Kami harus mengakhiri sesi diskusi ini.
Sampai jumpa di lain kesempatan.
Kegiatan ini juga sekaligus menjadi ajang kopi darat untuk Komunitas Blogger Tuban. Ada Mbak Hida, ada Mas Fasta dan ada Bu Atin.